Pada tahun 2007,Yusuf ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras.Sejak hari itu Yusuf hidup dengan seorang ayah yang tidak bisa bekerja,tidak bisa berjalan,dan sakit-sakitan.Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat besar.Ia harus sekolah,ia harus mencari makan untuk ayahnya dan juga dirinya sendiri,ia juga harus memikirkan obat-obat yang mahal untuk sang ayah.Dalam kondisi luar biasa inilah kisah luar biasa Yusuf dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggungjawab yang susah dan pahit ini.Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.Tetapi,yang membuat Yusuf berbeda adalah bahwa ia tak kenal kata menyerah.Hidup harus berjalan,tapi tidak dengan melakukan kejahatan,melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan ayahnya.
Sejak umur 10 tahun,ia mulai belajar tanggungjawab untuk merawat ayahnya sendiri.Ia tak pernah lalai untuk memberi makan ayahnya dan memberikan obat ayahnya ketika selesai makan.Yusuf juga menggendong ayahnya ke kamar mandi untuk mandi atau yang lainnya,ia juga memandikan ayahnya dengan penuh kasih sayang.Selain itu,ia membeli beras dan segala kebutuhan ayahnya.Sekarang segala urusan ayahnya menjadi tanggungjawab Yusuf sendiri.
Yusuf menyuntik ayahnya sendiri.Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Yusuf berpikir ulang untuk menemukan cara tebaik untuk mengatasi masalah ini.Sejak umur 8 tahun,ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli dan juga ada beberapa teman maupun tetangga yang memberinya buku buku bekas. Ketika Yusuf mengantar ayahnya kerumah sakit,disitulah Yusuf meminta izin untuk menyuntik ayahnya sendiri,dan suster juga mengizinkan Yusuf dan mengajari Yusuf tentang bagaimana Yusuf menyuntikkan ayahnya nanti.Yang membuatnya luar biasa adalah ia langsung paham bagaimana seorang suster memberi injeksi atau suntikan kepada pasiennya.
Setelah ia mampu, mereka pulang dan setelah itu Yusuf nekad menyuntikkan ayahnya setiap pagi. Ketika Yusuf sibuk merawat ayahnya,ia tak pernah lupa beribadah dan belajar di rumah secara mandiri.Yusuf memutuskan untuk tidak sekolah lagi karena khawatir dengan ayahnya dan ia sekarang punya tanggungjawab penuh terhadap ayahnya.Jadi,Yusuf sering meminjam buku-buku bekas milik temannya untuk bahan belajarnya.Setiap sore ia juga belajar ngaji di musholla dekat rumahnya karena disanalah Yusuf bisa belajar mengaji tanpa dipungut biaya. Setiap pagi,setelah Yusuf menyelesaikan urusan ayahnya.Ia bekerja dengan tetangganya yang memelihara kambing,Yusuf mengambil rumput-rumput untuk ternak tetangganya tersebut.Ia dibayar RP.5000,00 perhari.”ini uang untuk kamu,saya lebihkan untuk membantu pengobatan ayahmu”,Yusuf langsung mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya,ia sangat senang karena ia diberi uang lebih dari biasanya.
Yusuf pulang dengan rasa bahagia.Dipersimpangan jalan,Yusuf melihat warung yang menjual nasi,Yusuf bergegas membelinya karena perutnya sudah minta untuk diisi,dan Yusuf tak lupa untuk membelikan ayahnya.Setelah sampai dirumah, “Assalamu’alaikum ayah,Yusuf pulang,ini Yusuf tadi beli nasi diwarung,alhamdulillah Yusuf dapat uang lebih hari ini,sebentar ya Yusuf siapkan dulu”.
Dengan tubuh yang terbaring lemah di kasur,ayahnya hanya bisa tersenyum dan terharu melihat anaknya yang masih umur 15 tahun sudah mempunyai rasa tanggungjawab yang besar.Ia melihat anaknya yang tersenyum dengan ikhlas seperti tak ada beban dihidupnya.Ayahnya pun semakin hari kondisinya semakin lemah.Tapi,Yusuf tak pernah berprasangka buruk,ia tetap berusaha keras agar ayahnya sembuh dari penyakitnya.Ia juga terus berdoa seusai sholatnya,ia ingin ayah dan bundanya kembali bersama,hidup damai dengannya. Malam itu Yusuf keluar dari rumahnya,meminta izin dengan ayahnya karena ia ingin menghirup udara malam .Ketika Yusuf sedang berjalan,ia melihat segerombolan remaja yang sedang mabuk-mabukan,sebagian sedang duduk sambil merokok dengan santainya.Yusuf berjalan melewati remaja-remaja itu.
Dengan kasarnya salah satu remaja tersebut menjambak rambut Yusuf dengan kasar,ia tak tau salahnya apa sampai dia harus diperlakukan seperti itu.“kami lapar,kami butuh uang”, remaja itu tetap saja menjambak rambut Yusuf sambil merogoh kantong celana Yusuf hanya diam karena ia takut untuk melawannya.Karena uang tak didapat,remaja itupun menolak Yusuf hingga terjatuh.Yusuf hanya bisa menangis lalu bergegas pulang.Sesampai dirumah,ayahnya sudah tidur dengan pulas,Yusufpun mengambil air wudhu lalu ia sholat.Yusuf berdoa agar ia tak menjalani hidup seperti ini berlarut-larut,ia ingin menjalani hidup selayaknya anak yang seumuran dengannya.Yusuf merasa lelah dengan semua beban hidupnya yang begitu berat yang di jalani dengan usianya yang sekecil ini.Ia ingin ayahnya sembuh dan bundanya kembali ke rumah.
Hari demi hari telah berlalu,rutinitas Yusufpun tetap seperti itu hingga umurnya menginjak 20 tahun.Suatu hari,Yusuf pulang dengan rasa bangga karena ia dapat pekerjaan yang sedikit layak kala itu,ia diterima sebagai penyanyi di sebuah Kafe.Ia bergegas membuka pintu untuk memberitahukan kabar bahagia itu kepada ayahnya.Tetapi,betapa terkejutnya ia ketika melihat ayahnya telah terbaring lemah di bawah tempat tidur,tubuh ayahnya sangat pucat sekali.Yusuf memeriksa denyut nadi ayahnya sambil bergetar.Ia membangunkan ayahnya dengan tangis yang tersedu-sedu.tapi,ayahnya sudah lemah dan tak berdaya lagi,suhu tubuh ayahnyapun sudah dingin.Ia masih tak menyangka bahwa tuhan memilih jalan seperti ini untuknya.
Ayahnya telah tiada,Yusuf pun semakin hari semakin lemah karena sudah tak mempunyai semangat untuk hidup.Ia tak tau lagi harus hidup untuk apa dan untuk siapa.Sampai suatu ketika,Yusuf bangun disepertiga malamnya,ia berdoa agar diberi petunjuk untuk kehidupannya kedepan.Yusuf merasa ia tak mungkin terus berlarut-larut dalam kesedihan.Ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya,dan ia berdoa agar dipertemukan kembali dengan ibunya yang sudah bertahun-tahun meninggalkannya.
Yusuf memutuskan untuk kembali bekerja lagi sebagai penyanyi di Kafe itu.Dan betapa bersyukurnya ia karena ia masih diterima di Kafe itu.Malam itu ketika Yusuf sampai di Kafe,Yusuf termenung,ia ingin sekali melihat ibunya yang sudah lama meninggalkannya.Ia sampai lupa raut wajah ibunya karena sejak umur 10 tahun ia sudah ditinggal oleh ibunya.Sampai ketika saatnya Yusuf bernyanyi di panggung,ia bernyanyi lagu yang berjudul Bunda karya Melly Goeslaw.
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Nada-nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Telah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Oh bunda ada dan tiada dirimu.
Kan selalu ada di dalam hatiku...
Semua pengunjung Kafe terharu dan banyak yang meneteskan air mata.Yusuf meneteskan air matanya juga,disatu sisi ia senang melihat penonton yang terbawa suasana,di satu sisi lagi ia tak tahan menahan rindu dengan ibunya,ia sangat berharap agar ia dipertemukan kembali dengan ibunya.Ketika Yusuf terfokus pada satu wanita,wanita itu berjalan menemuinya.
“Apakah namamu Yusuf Abdurahman? ”,wanita itu menangis tersedu-sedu.
“Iya bu benar,nama saya Yusuf “
Wanita itu langsung memeluknya sambil terus menangis , “nak ini bundamu,bundamu yang meninggalkanmu di umur 10 tahun,maafkan bunda,bunda sangat menyesal dengan semua perbuatan bunda”. Yusuf pun termenung,ia tak tau harus mengatakan apa sampai ia tak membalas pelukan ibunya.Ia benar benar tak menyangka dengan semua ini,Allah mengabulkan doanya selama ini.Yusuf memeluk ibunya,ia sangat senang akhirnya ia bertemu dengan ibunya yang sudah sekian tahun meninggalkannya. Hari demi hari,Yusuf dan ibunya semakin membaik di segala hal,Yusuf sudah menceritakan perihal masa lalunya dan ayah nya.Yusufpun terus bernyanyi di kafe itu,sampai akhirnya ia memutuskan untuk kuliah agar kehidupannya dengan ibunya tak sia-sia dan Yusuf tak mau hidupnya hanya menjadi seorang penyanyi kafe.
Oleh : Rakha Aqilah